Pages

Pendidikan Indonesia (Seperti Pohon Nira di Hutan)

Posted by Taufik on Monday, October 22, 2012

   Pendidikan merupakan investasi terbesar bagi suatu negara. Negara yang miskin Sumber Daya Alam ( SDA) seperti  singapura, jepang dan negara di Eropa menjadi terhormat dimata dunia karena memiliki Sumber Daya Manusia (SDM) berkualitas. fakta membuktikan negara yang kaya SDA tetapi miskin SDM tetap menjadi negara miskin. Sebaliknya negara yang miskin SDA tetapi kaya SDM maka menjadi negara kaya raya.

   Indonesia kaya SDA tetapi miskin SDM, yang terjadi di Indonesia pada umumnya tetap miskin karena tidak memiliki tenaga ahli yang mampu mengeksploitasi, mengolah dan mengelola SDA yang ada untuk kemakmuran dan kesejahteraan rakyatnya. Indonesia masih tertinggal jauh dengan negara tetangga di Asia Tenggara apalagi Eropa dalam bidang pendidikan. Kondisi Pendidikan Indonesia sangat memprihatinkan. Dana yang dialokasikan untuk pendidikan pada APBN setiap tahun terus meningkat. Tetapi kualitas pendidikan berjalan di tempat. Tidak ada peningkatan kemajuan yang signifikan. Boleh jadi penyebabnya berbagai permasalahan. Tupoksi ganda kerja Dinas Pendidikan selama ini yang lebih dominan pada urusan tender - tender proyek fisik. Ini menimbulkan dampak  sistematik menurunnya kualitas dan intensitas kerja dinas untuk meningkatkan kualitas pendidikan dan capasity building guru untuk profesionalisme.

   Jikalau kita menilai kualitas pendidikan dan SDM guru di Indonesia "seperti pohon nira di hutan". Artinya kalau ada satu atau dua pohon nira dihutan yang tumbuh besar mengalahkan pohon-pohon hutan disekitarnya karena faktor gen (keturunan) pohon nira yang tinggi besar. Disamping itu ada keinginan pohon nira untuk muncul kepermukaan dengan segala upaya melawan kekerasan agar dapat terlepas dari pengaruh hutan-hutan. Hal itu terjadi secara alami bukan karena campur tangan manusia melaluli perencanaan, pemupukan dan perawatan intensif dari dinas pertanian dan kehutanan. Artinya kalaupun ada satu atau dua guru dan siswa yang berkualitas disekolah bukan hasil pelatihan guru yang diadakan oleh Dinas Pendidikan. Tetapi lebih disebabkan usaha guru yang giat berusaha, membaca dan mengembangkan diri di tengah-tengah kegalauan keadaan dan keterpurukan. Kalaulah benar bahwa guru berkualitas karena hasil pelatihan, mengapa tidak semua guru berkualitas? Mengapa hanya satu atau dua guru saja yang berkualitas

  Fakta ini membuktikan pelatihan guru yang selama ini yang dilaksanakan oleh Dinas Pendidikan yang menghabiskan biaya dari APBN setiap tahun tidak ada manfaat sedikitpun. sebab dilaksanakan dengan tujuan yang salah dan bodoh. Dengan cara yang salah dan bodoh oleh orang yang salah dan bodoh pula.

  Pertanyaan, apakah ada tanaman yang ditanam asal-asalan oleh manusia akan tumbuh dan subur tanpa disiram, diberi pupuk yang cukup dan dirawat secara berkelanjutan? Jawabnya ada namun yang tumbuh hanya satu atau dua batang saja. Selebihnya ditumbuhi rumput liar yang merenggut kesuburan hidup tanaman lain. Akibat cara tanam yang bodoh dan salah, maka hasilnya rumput-rumputan liar yang tidak berguna selain menjadi sampah yang dibuang ketempat pembuatan sampah.

  Pertanyaan, apakah ada guru yang akan cerdas dan berkualitas dengan pelatihan asal-asalan yang dilaksanakan oleh Dinas Pendidikan. tanpa ada arahan dan pembinanaan terencana, berkelanjutan yang diikuti dengan evaluasi dan pengawasan ke lapangan?. Jawabannya ada tetapi biasanya hanya satu atau dua guru  saja yang berkualitas. Itu bukan hasil pelatihan tetapi karena usaha guru itu sendiri. Selebihnya  tetap menjadi guru-guru yang bingung, tidak berkualitas, guru-guru yang putus asa dan akhirnya menjadi guru yang cuek. Tidak peduli dengan keadaan diri sendiri dan siswanya. Baginya yang penting adalah melaksanakan kewajiban dengan negara dan Tuhan. Perkara siswa mengerti atau tidak dengan pelajaran yang diajarkannya, itu bukanlah urusan dia.

  Sebenarnya dalam hati guru-guru terbetik keinginan menjadi guru yang maju, cerdas dan berkualitas, tetapi niat tersebut urung karena tidak tahu cara apa yang harus dilakukan untuk menjadi guru yang maju, cerdas dan berkualitas karena tidak pernah mendapat bimbingan dan arahan dari dinas teknis ke lapangan

  Kinerja dinas teknis selama ini lebih dominan pada urusan tender-menender ribuan proyek fisik. Begitu pula keadaan siswa. Banyak siswa yang kecewa, hilang semangat belajar dan bahkan hilang masa depan karena diajarkan oleh guru-guru yang tidak berkualitas dengan cara yang tidak mengundang simpatik. Pada akhirnya putra-putri harapan bangsa berjiwa galau, menjadi sampah masyarakat yang dikirim ke lembaga pemasyarakatan karena tawuran pelajar, rumah sakit jiwa dan balai rehabilitasi karena frustasi dengan kehidupan dan cara belajar sekolah yang diajarkan oleh guru-guru yang tidak berkualitas dengan cara tidak menarik apalagi menyenangkan.

  Salah satu sistem pendidikan yang patut ditiru adalah Finlandia yang menjadi negara Pendidikan No. 1 di Dunia. Mereka memiliki guru-guru yang berkualitas yang tidak dipusingkan dengan sistem politik. karena siapapun presiden nya sistem pendidikan mereka tidak akan berubah. Negara yang tidak menerapkan sistem UN (Ujian Nasional) yang ironisnya di Indonesia selalu dibanggakan-banggakan oleh pemerintah dan dinas pendidikan. padahal metode ini menyebabkan siswa menjadi generasi-generasi yang yang bermental curang sehingga lahirlah generasi yang melakukan segala cara demi mencapai keuntungan dirinya sendiri. salah satunya generasi Koruptor.Guru Finlandia tidak pernah membebani muridnya dengan hal-hal yang kurang bermutu dan mengurangi kreatifitas  murid-muridnya. Ini adalah tugas Dinas Pendidikan yaitu bagaimana cara mencetak guru yang memiliki dedikasi tinggi yang tidak mengajarkan cara-cara yang monoton kepada muridnya.

  Pendidikan yang baik adalah seperti managemen petani yang menanam padi disawah. Merencanakan pembibitan yang unggul, air sawah yang memadai, pupuk yang cukup, menyemprot hama dengan pestisida, menjaga tidak dimangsa burung sehingga hasilnya panen yang melimpah dengan kualitas yang utama. Petani saja mampu melaksanakan sesuatu dengan perencanaan yang baik, mengapa orang-orang terdidik yang dibayar mahal dengan fasilitas yang cukup tidak mampu berbuat seperti petani?

  Semoga guru-guru di Indonesia memiliki niat ingin maju dan berubah demi generasi mendatang,karena tanpa guru kita hanya orang-orang yang tidak memiliki arah, maka dari itu diperlukan jasa seorang guru pada sebuah negara khusus nya Indonesia. Karena mereka adalah penyelamat generasi bangsa.



{ 0 comments... read them below or add one }

Post a Comment